LATAR BELAKANG
Pendirian Radio Pandowo FM Tulungagung dilatarbelakangi karena berdasarkan hasil diskusi beberapa tokoh Tulungagung, bahwa perlu adanya wadah atau media yang menyuarakan tentang memelihara budaya local Tulungagung. Alasanya, banyak pengaruh budaya luar yang sulit dikendalikan karena globalisasi. Misalnya, budaya tentang gotong royong. Dulu, gotong-royong adalah kebiasaan masyarakat kita jika ada tetangga kita yang akan mendirikan rumah. Warga sekitar saling bahu membahu membantu tanpa ada tendensi imbalan apapun. Bahkan mereka rela mengorbankan tenaga. Fikiran dan harta bendanya untuk membantu tetangganya. Faktanya sekarang, budaya gotong royong ini mulai memudar dan masyarakat kita lebih cenderung individualistis materialistis.
Berangkat dari dasar inilah, Radio Pandowo FM didirikan pada Tanggal 6 Maret 1996 oleh H. Hariyanto di Gang Roda Ngunut Tulungagung. Secara moral, Radio Pandowo dengan tagline “Makin Berbudaya” mempunyai tanggungjawab untuk mengedukasi tanpa menggurui kepada khalayak melalui siaran radio. Konsistensi dan profesionalitas personilnya dituntut demi tercapainya cita-cita yang luhur bahwa Masyarakat Tulungagung dan sekitarnya “Makin Berbudaya”.
Di sisi lain, potensi ekokomi, sosial dan budaya di Tulungagung sangat cepat berkembang, mulai usaha kuliner malam, potensi wisata pantai dan gunung, serta banyaknya budaya local yang semakin maju, seperti reog kendang, seni jaranan, ketoprak dan lain-lain. Artinya, potensi dan perkembangan ekonomi utamanya ekonomi kerakyatan atau usaha mikro kecil dan menengah berkembang sangat cepat.
Data BPS Tahun 2018 menyebutkan bahwa total populasi penduduk di Kabupaten Tulungagung mencapai 1.043.182 jiwa dengan rincian perempuan 508.621 jiwa dan laki-laki 534.561 jiwa. Potensi lainya secara ekonomi jumlah usaha kecil, mikro dan menengah mencapai 50 ribu lebih pada tahun 2020 membuat manajemen optimis bahwa iklim investasi di Tulungagung relative kondusif. Sehingga, berdirinya Radio Pandowo bisa menjadi bagian dalam ekosistem pembangunan masyarakat Tulungagung.