Blitar – Polisi memeriksa 14 anak yang terlibat aksi bullying serta dua orang guru di SMPN 3 Doko kabupaten Blitar.
Kasatreskrim Polres Blitar AKP Momon Suwito mengatakan aksi perundungan yang dialami siswa baru SMPN 3 Doko kini ditangani oleh Unit PPA usai keluarga korban melapor. Sejauh ini ada 14 anak yang diduga terlibat dan telah dimintai keterangan.
Dua orang guru juga sudah diperiksa penyidik. Momon menjelaskan, 14 anak yang diduga terlibat ini terdiri atas siswa baru dan kakak kelasnya. Sebelumnya sudah dilakukan dengan mempertemukan korban dan pembully serta orang tuanya namun menemui jalan buntu.
Setelah dilaporkan ke polisi, petugas lalu membantu proses mediasi untuk yang kedua kalinya. Upaya mediasi ini dikedepankan karena pihak yang terlibat sama-sama di bawah umur. Penyidik juga akan melibatkan stake houlder terkait untuk upaya penyelesaian kasus ini.
Momon menambahkan dari hasil olah tkp dan pemeriksaan saksi, setelah terjadi aksi saling mengolok, salah satu kakak kelas korban menampar pipi kiri dan menendang perutnya. Aksi ini memicu siswa lain untuk ikut menganiaya korban secara bergantian. Akibatnya korban terluka dan ketakutan usai diancam agar tidak melapor ke guru.
Sementara, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Blitar, Adi mengakui adanya kelemahan pengawasan sehingga terjadi insiden perundungan atau bullying di SMPN 3 Doko ini terjadi. Aksi bullying ini terjadi setelah kerja bakti.
Para pelaku yang terlibat pergi ke tempat sepi pengawasan guru, atau di belakang ruang kelas sekolah.
Adi memastikan dinas sudah beberapa kali mewanti-wanti sekolah pada masa pengenalan lingkungan sekolah atau MPLS untuk meningkatkan pengawasan serta menekankan pendidikan konseling melalui guru bimbingan konseling.
Adi menilai untuk melakukan antisipasi kasus perundungan ini tidak cukup hanya melalui sekolah, namun juga melibatkan orang tua dan masyarakat pada umumnya. (glo/agg)








