Tulungagung – Dinas Pendidikan Tulungagung mengakui masih banyak anak putus sekolah dan mayoritas karena harus bekerja.
Kepala Dinas Pendidikan Tulungagung, Rahadi Puspita Bintara mengatakan sekitar 2000 anak mulai usia SD, SMP dan SMA di Tulungagung harus putus sekolah. Menurut Rahadi, kondisi ini disebabkan berbagai faktor seperti harus bekerja, menjadi korban perundungan, kekerasan seksual, drop out dan masih banyak lainnya.
Rahadi menyebut untuk menekan angka putus sekolah sebenarnya sudah ada tim yang menangani khusus sampai di tingkat desa.
Pihaknya juga menyediakan program kejar paket di masing-masing kecamatan yang bisa dimanfaatkan agar program wajib belajar 13 tahun bisa dituntaskan. Rahadi menekankan intervensi dan kolaborasi berbagai pihak agar anak putus sekolah bisa ditekan jumlahnya.
Rahadi menambahkan dari 2000 anak putus sekolah mayoritas siswa di jenjang SMP dan SMA/SMK. (agg/agg)